Penyuluh Pertanian Tidak Mengetahui Secara Pasti Penyebab Terjadinya Kelangkaan Pupuk

banner 120x600
banner 468x60

S. Situmorang

Lensapapua–  Kepala kantor penyuluhan Pertanian, Peternakan, Perkebunan, Perikanan, Kehutanan dan Ketahanan pangan Kabupaten Sorong, Ir. Jistor Situmorang, mengemukakan bahwa pihaknya secara teknis tidak mengetahui pasti apa penyebab terjadinya kelangkaan pupuk yang terjadi di Kabupaten Sorong, ujarnya, Rabu (03/6)

banner 325x300

Menurut Situmorang, kemungkianan perencanaan kebutuhan akan pupuk bagi para petani, yang kurang didata dengan baik dan jelas, misalnya kuota atau jumlah pupuk yang dibutuhkan 100 Ton, sementara yang ada hanya 90 Ton, atau mungkin ada pihak-pihak tertentu yang bermain, ujarnya saat diwawancarai media ini.

Situmorang menjelaskan, kebutuhan akan pupuk sama hal nya dengan kebutuhan akan Bahan Bakar Minyak (BBM) dan jika dijual dengan harga subsidi maka keuntungannya akan besar, tetapi kami kurang mengetahui secara pasti, karena hal ini juga membuat kami bingung,ujarnya.

Lanjut dikatakannya, tahun-tahun sebelumnya persoalan kelangkaan pupuk tidak pernah terjadi, dan ini baru terjadi ditahun ini, karena dampaknya sangat besar, ketika kami melakukan pembinaan kepada para petani yang dipersoalkan hanya masalah pupuk, sementara tugas pokok kami sebagai penyuluh bukan mengurusi pupuk, yang mengurusi masalah pupuk adalah dinas pertanian, jelasnya.

Menurut Situmorang, terjadinya kelangkaan ini kemungkianan kurangnya monitoring dari dinas tentang berapa pihak pengecer mendapatkan pupuk, kemudian berapa yang sudah disalurkan, mungkin data-data tentang hal ini penting diperhatikan, sehingga nanti kita bisa melihat benang kusutnya dimana, apakah kuotanya yang kurang atau penggunaannya yang tidak pas, ujarnya.

Untuk saat ini kata Situmorang, di Kabupaten Sorong ada 12 kelompok tani yang disuplai oleh satu pengecer atau distributor pupuk, dari 12 kelompok tersebut, ada 2 kelompok tani yang mendapatkan pupuk  masing-masing 1 Ton,  ketika dilakukan pendropingan pupuk bulan Mei tahun ini sebesar 5 Ton oleh distributor, kemudian yang sisa 3 Ton dibagi kepada 10 kelompok tani, tentu hal ini sudah sangat tidak mencukupi.

Oleh karena itulah penting sekali data dari masing-masing kelompok tani tersebut, berapa kuota yang dibutuhkan masing-masing petani, sehingga kita bisa upayakan untuk mencukupi ditahun-tahun mendatang, harapnya.

Dengan demikian, kedepan kami berharap dengan terbentuknya BP3K kami akan mencoba mengawal persoalan ini, dan kepada para penyuluh juga sudah saya sampaikan agar didalam penyusunan RDKK kebutuhan akan pupuk, diwilayah binaan masing-masing bisa kuotanya dilebihkan, karena kebutuhan pupuk bagi petani Sayur dan buah jauh lebih besar dari pupuk yang dibutuhkan oleh petani Padi, sementara didaerah ini petani Sayur juga cukup banyak dengan memberikan kontribusi yang besar didaerah ini, kata Situmorang.  (Red)

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.