Lensapapua– Sesuai pantauan Badan Narkotika Nasional (BNN) diwilayah Papua Barat sudah beradar Nakotika jenis Sabu-Sabu, Ganja dan yang lebih sering digunakan oleh anak-anak kecil adalah lem Aibon, kata Kepala Badan Narkotika Nasional Papua Barat, Drs. Yohannes Nugroho. Jumat (26/6)
Menurut penelitian dari Universitas Indonesia pada tahun 2011 dan tahun 2013, prevalensi jumlah penyalahguna lebih kurang berjumlah 4.000, sehingga dengan program Presiden mengenai rehabilitasi 100 ribu penyalahguna Narkotika, maka BNN Papua Barat merehabilitasi secara gratis, dan diharapkan bisa tercapai 531 Orang yang direhabilitasi secara gratis, kata Nugroho.
Menurut Nugroho, program ini bisa berjalan atas kerjasama Badan Narkotika Provinsi Papua Barat dan dibantu dengan rumah sakit TNI AL maupun rumah sakit TNI AD. Rehabilitasi juga harus diimbangi dengan penegakkan hukum, baik yang dilakukan Polri maupun melalui BNN, jadi yang bisa direhabilitasi oleh BNN adalah bagi meraka yang menyalahgunakan saja, bukan pengedar maupun Bandar, jelasnya.
Bagi penyalahguna Narkotika, kami siapkan satu solusi rehabilitasi agar kesehatannya bisa pulih dan bisa berkativitas kembali seperti masyarakat lainnya. Tempat rehabilitasi nya berada dirumah sakit AL yang mampu menampung kurang lebih 30 pasien, dengan metode rawat inap dan rawat jalan, bagi pasien pengguna yang berat maka tergantung metode yang digunakan oleh dokternya, kata Nugroho.
Ditambahkan Nugroho, untuk mengurangi meluasnya peredaran Narkoba diwilayah Papua Barat, pihaknya bersama-sama dengan BNP dan Dinas Pendidikan mensosialisasikan kesetiap sekolah-sekolah yang bisa terjangkau, kenapa harus kesekolah-sekolah, karena sekolah adalah tempat anak-anak yang bisa menjadi sasaran para pengedar, karena usia yang paling mudah dipengaruhi adalah usia anak pada masa sekolah yakni antara usia 12-14 tahun.
Oleh karena itu, selain penindakan maka pencegahan dini yang kami lakukan adalah melalui sosialisasi kesekolah-sekolah, termasuk dari sisi pendidikan Informal kami juga sudah lakukan sosialisasi tentang bahaya Narkotika melalui pemuda-pemuda Katholik di Manokwari, yang kami tunggu saat ini adalah dari lembaga-lembaga masyarakat lainnya agar bisa menghubungi BNP maupun BNN Papua Barat untuk melakukan sosialisasi, pinta Nugroho. (Red)