Lensapapua– Tokoh Intelektual sekaligus anak adat Malamoi, Lazarus Malagam menyayangkan aksi pemalangan dan tuntutan ganti rugi tanah dan tanaman tumbuh kepada pemerintah yang tidak memperhatikan kondisi keuangan daerah.
Aksi pemalangan yang dilakukan sekelompok warga pemilik tanah dan tanaman tumbuh dikantor bupati kabupaten Sorong menimbulkan pro dan kontra ditengah masyarakat. Rabu (18/5)
Pasalnya dalam aksi tersebut masyarakat seharusnya mengerti dan memahami kondisi keuangan daerah yang mempunyai banyak program yang harus dilaksanakan, sehingga anggaran yang disiapkan untuk ganti rugi tanah dan tanaman tumbuh sangat terbatas, dan berdampak pada proses pembayaran yang tidak dapat dilakukan sekaligus namun dilakukan secara bertahap.
Kekecewaan terhadap aksi disampaikan tokoh intelektual sekaligus anak adat malamoi, Lazarus Malagam, S.Sos.,M.Si., yang keseharian menjabat sebagai asisten III bidang administrasi umum setda kabupaten Sorong.
Diakui Lazarus Malagam, masyarakat pada dasarnya kecewa dan tidak puas karena belum dibayar hak-haknya, namun masyarakat juga harus memahami keadaan keuangan pemda karena uang yang dipakai dan dikeluarkan memiliki mekanisme tersendiri, sehingga masyarakat pun tidak seharusnya melakukan pemalangan.
Malagam berharap agar kedepan, masyarakat harus mengedepankan musyawarah dan tidak ambil sikap memalang kantor pemerintahan karena akan berdampak pada permasalahan pelayanan dan kinerja aparatur pemda kabupaten Sorong. RED