Lensapapua – Ketua Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Muhammadiyah Sorong Drs.H. Rustamaji,M.Si, mengimbau kepada pemerintah pusat agar program SM3T (Sarjana Mengajar di daerah Terdepan, Terluar dan Tertinggal) harus lebih memperhatikan kearifan lokal, ujarnya, di Aimas, Kamis (16/4).
“Alangkah janggalnya di kampung-kampung orang Papua didatangi orang Makassar itu sebenarnya tidak sesuai, karena barusan mengajar beberapa minggu saja mereka kembali lari ke kota,”tegasnya.
Dengan kenyataan seperti itu, bagaimana dengan anak-anak di sini harus jadi penonton sajakah. Padahal mereka baik yang penduduk asli lokal Papua maupun yang non Papua tapi lahir dan besar di sini mereka mau di kemanakah, tanyanya.
“Jangan sampai ini terkesan hanya sekedar proyek saja, dan pada kenyataannya yang terjadi tidak sesuai.” Memang rekrutmen itu langsung dari Universitas Makassar, tapi tidak memperhatikan dari perspektif kearifan lokal bagi kita di Papua.
“Hal seperti ini, kata Rustamaji akan memicu terjadinya kesenjangan.” Padahal ada yang kita produksi di lokal Sorong misalnya, bahkan mahasiswa yang kita didik sudah tahu karakteristik daerahnya sendiri.
“Alumni yang ada di lokal Papua ini selayaknya direkrut, dan bukan harus didatangkan dari luar daerah. Ini kan aneh juga,” bebernya. (rim/Red)