Lensapapua– Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Nasional, Kemal Siregar dalam laporannya mengatakan, persoalan penganggaran daerah untuk program penanggulangan AIDS masih menemui tantangan tersendiri.
“Masalah penganggaran daerah untuk penanggulangan penyakit yang mematikan tersebut merupakan hal yang sangat penting dan masih perlu mendapat prioritas.”
Mengingat tidak semua pemerintah daerah di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota dapat menganggarkan dana yang memadai untuk menopang kebutuhan pelaksanaan program penanggulangan di wilayahnya.
Bahkan masih ada daerah yang belum memilki anggaran untuk program penanggulangan HIV dan AIDS, meskipun tingkat epidemi HIV di daerah tersebut sangat tinggi, ungkap Kemal.
Untuk program penanggulangan HIV dan AIDS tahun 2012 lalu , Pemprov Papua mengalokasikan anggaran daerah sebesar Rp 19,2 miliar. Angka ini meningkat dibanding tahun sebelumnya hanya sebesar Rp 11,6 miliar.
Sementara untuk di wilayah Pemprov Papua Barat anggaran program penanggulangan AIDS pada tahun 2011 sebesar Rp 4,3 miliar, Angka tersebut meningkat dari tahun 2010 alokasi yang dianggarkan sebesar Rp 3,6 milir.
Dari alokasi anggaran yang tersedia dari kedua provinsi tersebut masih belum mencukupi seluruh kebutuhan program penanggulangan HIV dan AIDS tersebut.
Berdasarkan laporan Kementerian Kesehatan RI pada triwulan ke II tahun 2013 dari jumlah kasus HIV yang dilaporkan, DKI Jakarta merupakan provinsi dengan kasus HIV tertinggi sebanyak 24.807 orang. Diikuti Jawa Timur dengan jumlah penderita sebanyak 14.285 orang, Papua 11.871 orang, daqn Sumatera Utara 7.708 orang.
Untuk kasus AIDS, Papua merupakan daerah yang memiliki kasus tertinggi, yaitu sebnayak 7.795 orang, disusul Jawa Timur 6.990 orang, DKI Jakarta 6.299 orang, Jawa Barat 4.131 orang, dan Bali 3.344 orang.
Hingga Juni 2013,l jumlah komulatif pengidap HIV tercatat sebanyak 108.600 orang yang tersebar di seluruh provinsi dan kabupaten/kota di Indonesia. Dari jumlah tersebut, sebanyak 43.667 orang yang di antaranya telah pada tahap AIDS.
Hubungan seksual berisiko merupakan factor terbesar penularan infeksi HIV dan berkontribusi sebanyak 59,9 persen dari seluruh faktor risiko penularan prevalensi HIV di Indonesia diperkirakan sekitar 0,3 persen. Sementara di Provinsi Papua dan Papua Barat sendiri dilaporkan sekitar 2,4 persen.Terangnya. (AK/Red)