Lensapapua, Sejumlah calon investor kerap mempertanyakan fasilitas penunjang serta sarana dan prasarana yang tersedia di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sorong. Salah satu sarana vital yang sangat dibutuhkan para calon investor tersebut adalah pelabuhan yang masih belum memadai untuk bersandarnya kapal bertonase besar.
Plt. Direktur Utama PT. Malamoi Olom Wobok, Samsudin Ajam membenarkan hal itu dan mengungkapkan bahwa perluasan pelabuhan KEK Sorong menjadi salah satu kendala tersendiri dalam pengembangan kawasan ini.
“Iya ini memang menjadi kendala tersendiri, karena butuh proses perijinan dan kajian mendalam yang memakan waktu cukup lama,” ungkam Samsudin Ajam.
Tapi Samsudin menegaskan, jika hanya berkutat pada satu kendala maka permasalahan tidak akan kunjung selesai, sedangkan daerah membutuhkan percepatan ekonomi dari KEK Sorong.
“Untuk itu kami menanda tangani kerja sama konsorsium bersama PT. Sino Consultant Investment Indonesia (SCII) dan beberapa investor lainnya untuk segera mengembangkan KEK Sorong sehingga perputaran ekonomi di Provinsi Papua Barat Daya khususnya di Kabupaten Sorong dapat segera tercapai yang otomatis akan memgembangkan daerah ini juga,” jelas Samsudin.
Sarana vital pelabuhan KEK Sorong, menurut Samsudin Ajam, untuk sementara dapat memanfaatkan pelabuhan logistik milik PT. Petrosea di Klalin maupun Pelabuhan Kota Sorong.
“Pengembangan KEK Sorong (diluar perluasan pelabuhan) direncanakan akan tuntas secara bertahap hingga 2032. Jika kita hanya bergantung pada hal ini maka tujuan pengembangan KEK Sorong tidak akan tercapai dan hanya akan membuang-buang waktu, tenaga, dan dana. Jadi sembari ditata arealnya, kita benahi dan lengkapi semua fasilitas penunjang lainnya, sedangkan pelabuhan untuk sementara kita manfaatkan 2 pelabuhan tadi,” papar Samsudin Ajam. red