Lensapapua– Dihadapan tamu undangan dan civitas akademika STKIP Muhammadiyah Kabupaten Sorong, Bupati Dr. Drs. Tepanus Malak, M.Si, meminta jadikan lembaga pendidikan ini sebagai kampus berkualitas yang menghasilkan output calon-calon sarjana disertai dengan mental dan moral yang bisa dipertanggungjawabkan, katanya, Kamis (8/1).
Ia berharap kepada semua mahasiswa untuk gunakan kampus ini untuk belajar dengan mengisi berbagai hal yang bisa memberi manfaat baik bagi kepentingan dirinya maupun ada azas manfaatnya bagi kepentingan orang banyak, ajaknya.
Lanjut bupati, dari seluruh hal kita miliki dengan mengikuti pendidikan yang secara baik bukan saja hanya semata-mata memiliki buku dari berbagai pengetahuan yang ada, tapi bagaimana membangun sinergitas antara dosen yang ada di lembaga pendidikan ini.
Namun tidak kalah pentingnya bagaimana untuk membangun suatu tanggungjawab moral secara eksternal dengan lingkungan masyarakat luas dalam memajukan lembaga pendidikan tinggi ini untuk mencapai suatu tingkat keberhasilan yang bermanfaat bagi kepentingan orang banyak dari berbagai bekal pengetahuan yang diperolehnya.
Ada berbagai prinsip yang harus menjadi pegangan dalam mempertanggungjawabkan gelar kesarjanaan yang disandangnya. “Jangan ketika mau menyusun skripsi mahasiswa tersebut mau minta bantuan dari orang lain. Justru hal seperti ini tidak seyogianya harus terjadi,”imbaunya.
Mengapa demikian? “ Tak ada nilainya, jika skripsi itu bukan menjadi hasil akhir dari studinya melalui karyanya sendiri.” Jika hal itu terjadi maka tak ada nilai tambah gelar sarjana yang disandangnya, bahkan sampai kapapun tak ada artinya.
Ada suatu pengalaman yang terjadi di Sorong hingga digugat pada tingkat nasional dengan adanya skripsi yang dipalsukan di Bali beberapa waktu silam, dimana dalam skripsi tersebut dari halaman awal hingga akhir yang sama. Tapi bagaimana bisa menyusun skripsi itu sebagai hasil karyanya sendiri dan terus berkonsultasi dengan dosen pembimbingnya untuk mencapai hasil skripsi yang maksimal. Jadi hal-hal seperti ini perlu mendapat perhatian terutama pada lembaga pendidikan tinggi ini nantinya.
“Jangan berbangga dengan gelar sarjana, tapi hasilnya hanya separuh saja maka tak ada nilainya.” Ini salah satu pengalaman ketika saya kuliah di Amerika yang mana setiap mahasiswa diminta ada hak patennya. Jika, dosen mau mengajar ke orang lain harus mengutip tulisan atau karya dari siapa.
Tapi yang sering dijumpai, bahkan terkadang kita mau mengambil jalan pintas tanpa diketahui ujung pangkalnya dimana, maka hal ini tak perlu terjadi. “Menghargai karya itu penting dari apa yang kita hasilkan sendiri, dan khusus bagi mahasiswa harus bisa mencermati apa yang telah disampaikan ini setidaknya mendekati sempurna, karena kesempurnaan yang sesungguhnya itu sebenarnya adalah hanya milik Allah SWT semata, akui Bupati Sorong.
Bagaimana jadi sesuatu itu menjadi motivasi dalam proses pengajaran di kampus ini. Sehingga hasil sarjana yang diperoleh sesuai dengan harapan, tambahnya. (rim/Red)