Lensapapua– Berbagai aset yang ada di dewan cukup lumayan yang perlu diinventarisir baik, dan kalau bisa untuk disampaikan ke bupati agar aset-aset ini bisa ditertibkan. Kalau kita mau berbicara mengenai penegakkan hukum kalau tidak ditindaklanjuti dengan baik maka akan menjadi masalah bagi kita sendiri.
Wakil Bupati berharap kepada sekwan yang baru agar bisa mempelajari dan hal-hal apa saja yang harus ditindaklanjuti termasuk menyangkut operasional, yang lebih lagi kita melihat pembangunan gedung dewan yang baru ini masih dalam tahap pekerjaan berlangsung, tapi hal ini juga gedung tersebut perlu pemeliharaan-pemeliharaan, dan jangan sampai kita terlena.Karena gedung ini sebagai sarana publik atau kegiatan-kegiatan yang bersifat umum.
Jika, kondisi seperti ini tidak bisa menata secara baik sehingga kelihatan indah pada gedung dewan terhormat ini maka penglihatan dari luar akan mempengaruhi juga. Mereka (publik) akan menilai bahwa di sekretariat dewan ini tidak memiliki inovatif, kreatif atau tidak ada gagasan-gagasan baru untuk bisa kelihatan indah, bersih, asri, dan lain sebagainya.
“Mengapa demikian, karena bagaimanapun dewan terhormat ini menjadi berwibawa ketika gedung ini bisa diperhatikan dengan baik.” Ini menjadi perhatian saya selaku wakil bupati yang apalagi dalam momen-momen tertentu kami sangat memprihatinkan, ketika dihadapi kendala terutama masalah lampu yang sempat menuai masalah menjadi bahan pembicaraan publik, karena agenda acara rapat dewan sebelumnya terjadwal pukul 09.00 dimulai, bahkan menjadi molor beberapa jam, karena lantaran masalah penanganan lampu (genset) yang tidak bisa difungsikan saat lampu dari PLN padam.
Hal ini menjadi aneh bin ajaib. Apalagi gensetnya sudah ada tapi tidak bisa difungsionalkan. Karena itu hal seperti ini menjadi suatu persoalan yang perlu kami tekankan harus bisa menciptakan kreativitas bagaimanapun dengan kondisi yang ada untuk tidak hanyut dengan apa yang ada.
Sehubungan dengan hal itu, kepada sekwan yang baru untuk bisa proaktif dengan situasi kondisi yang ada, dan ada hal yang kurang pantas perlu diperbaiki serta yang baik perlu ditingkatkan merupakan suatu hal positif terkait dengan kinerja yang ada di sekretariat dewan ini, pintanya.
Wabup meminta kepada staf yang ada untuk ikut proaktif antara pimpinan maupun dengan para kabag maupun kasubag yang ada agar bagaimana semuanya bisa bekerja dengan baik. Kiranya dengan apa yang ada bisa meningkatkan kapasitas dan kinerja di unit kerja ini bisa meningkat secara baik, dan jangan lupa kepada sekwan yang baru untuk terus melakukan evaluasi dan bisa mendengar berbagai keluhan dari staf yang ada perlu adanya suatu perhatian.
Apalagi sudah terjadi miskomunikasi dengan staf yang ada maka hal itu tak akan bermasalah. Apalagi kalau pimpinannya berjalan sendiri, staf juga melakukan hal yang sama maka organisasi akan terancam bubar. Perlu diketahui muali awal tahun 2015 ini ukuran kinerja pegawai mengacu pada SKP (sasaran kinerja pegawai) seperti yang saya pernah tekankan di sambutan kemarin saat pelantikan pejabat eselon II dan III.
Dengan SKP ini, bagi pegawai yang akan naik pangkat di tahun 2015 secara otomatis hasil kinerja pegawai menjadi acuan bisa naik pangkat atau tidak. Tetapi pegawai itu sendiri tidak memahami tentang SKP yang ada atau dalam pengisiannya itu maka pegawai tersebut tidak akan bisa naik pangkat.
Di situ telah disebutkan prosentase kerja termasuk ukuran kerja dari cleaning service pun akan dinilai. Capek kinerja mereka sudah jelas dan tidak bisa kita mengelak. Maka yang perlu diingat kita harus bisa menilai diri kita sendiri dan bukan harus dinilai oleh orang lain saja, karena sasaran kinerja yang 60 persen itu dinilai dari hasil kerja saudara-saudara, sedangkan 40 persen itu dinilai dari karakter, perilaku, malas, dan lain sebagainya.
Ke depan. apabila sudah kita terpakan sistim absensi sidik jari (absensi elektronik) maka sudah jelas tidak ada yang bisa berbohong lagi. Kalau sistim ini sudah mulai berlaku maka jangan mengelak aturan disiplin itu tidak bisa ditolerir lagi, tambahnya. (rim/Red)